SUKOHARJO – Pengurus PGRI Kabupaten Magelang melakukan kunjungan studi tiru ke Gedung Pusat PGRI Kabupaten Sukoharjo guna mendalami strategi pengelolaan aset dan pengembangan badan usaha organisasi. Kabupaten Sukoharjo dipilih karena dinilai sukses membangun dan mengelola Graha PGRI secara mandiri hingga menjadi rujukan nasional.

Rombongan PGRI Kabupaten Magelang yang dipimpin oleh Wakil Ketua Slamet Nuryadi, Agus Setyawan, dan Sahil, disambut langsung oleh Ketua PGRI Kabupaten Sukoharjo, Karsidi, S.Pd., M.Pd., beserta jajaran pengurus di Gedung Pusat PGRI Sukoharjo.

Ketua PGRI Kabupaten Sukoharjo, Karsidi, dalam sambutannya menekankan bahwa kunci utama keberhasilan pengelolaan organisasi adalah keikhlasan. "Mengurusi orang lain dengan ikhlas, Allah akan mencukupi kebutuhan kita dan keluarga. Kunci pengurus itu adalah ikhlas dan solidaritas tinggi sebagai satu keluarga," ujarnya.

Transformasi Lahan Mangkrak Menjadi Aset Miliaran

Wakil Ketua PGRI Sukoharjo, Suwarto, memaparkan sejarah panjang pembangunan Graha PGRI. Gedung megah yang kini menjadi sumber pendapatan organisasi tersebut dulunya merupakan lahan mangkrak bekas sekolah yang sering banjir dan terkesan mistis.

Pembangunan dilakukan dalam dua tahap dengan total biaya mencapai Rp9,3 miliar yang bersumber dari iuran sukarela anggota secara swakelola, tanpa melalui pemborong. Tahap pertama difokuskan pada gedung pertemuan berkapasitas 1.500 orang, sementara tahap kedua untuk kantor pusat dan Joglo Diwja Karya.

"Target RAB pembangunan berhasil terpenuhi hingga 99,8 persen dari kontribusi anggota, baik yang sudah sertifikasi maupun belum. Ini adalah bukti kepercayaan anggota kepada pengurus," jelas Suwarto.

Manajemen Bisnis Profesional

PGRI Sukoharjo kini mengelola berbagai unit usaha, mulai dari sewa gedung pertemuan, meeting room, homestay, hingga biro perjalanan dengan armada HiAce. Menariknya, penentuan tarif sewa dilakukan dengan riset pasar yang kompetitif, namun tetap memberikan diskon khusus bagi anggota.

Pemanfaatan hasil usaha tersebut dialokasikan secara transparan untuk lima hal utama: operasional perawatan fasilitas, pengadaan inventaris, dukungan kegiatan organisasi hingga tingkat cabang, gaji karyawan profesional, serta pengembangan inovasi usaha.

"Kami membangun kepercayaan anggota dengan transparansi. Panitia pembangunan tidak menerima honor, dan semua transaksi keuangan dilakukan melalui bank, bukan perorangan," tambah Sekretaris 2 PGRI Sukoharjo, Heru.

Inspirasi untuk Kabupaten Magelang Wakil Ketua PGRI Kabupaten Magelang, Slamet Nuryadi, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keterbukaan PGRI Sukoharjo berbagi ilmu. Mengingat PGRI Magelang tengah memulai pembangunan gedung, ia menyebut Sukoharjo sebagai "kiblat" studi tiru.

"Kami datang untuk ngangsu kawruh. Apa yang kami serap di sini, terutama mengenai kemandirian ekonomi dan manajemen aset, akan kami upayakan untuk diterapkan di jajaran PGRI Kabupaten Magelang demi pelayanan anggota yang lebih baik," pungkas Slamet.

Kunjungan ini diakhiri dengan diskusi teknis mengenai skema paket pernikahan yang telah sukses dijalankan oleh PGRI Sukoharjo sebagai penggerak ekonomi lokal dan berkeliling melihat kawasan Graha PGRI Sukoharjo. (RHP)